Hampir setiap beberapa priode tertentu akan terjadi kelangkaan dan naiknya harga pupuk bersubsidi, para distributor mengatakan kelangkaan tersebut dikarenakan adanya pengurangan jatah barang yang diterima sehingga mengakibatkan naiknya harga pupuk bersubsidi tersebut.
Kabupaten Pemalang, Kecamatan Bantarbolang, Desa Wanarata pada tahun-tahun sebelumnya mengalami kenaikan harga pupuk bersubsidi sangat tinggi sehingga petani mengalami keberatan untuk memulai tanam kembali.
Kadang ada distributor yang menawarkan pupuk dengan harga yang sangat tinggi dibandingkan dengan harga pupuk bersubsidi, tetapi dikemasan karungnya ada tulisan "PUPUK BERSUBSIDI" apakah ini permainan atau memang dari produsennya mengurangi produksi barang.
Sekarang harga pupuk bersubsidi di Desa Wanarata sudah mencapai 220.000 per kwintalnya, harga ini sudah turun dari minggu-minggu sebelumnya yang pernah mencapai 260.000 per kwintal.
Kata salah satu penduduk hal seperti ini sudah biasa terjadi pada saat menjelang pemilu, apakah kelangkaan politik ini dipolitisir atau bagaimana?
yang jelas kebanyakan rakyat indonesia adalah petani jadi nasib petani tolong diperhatikan, sudah jelas-jelas di pembungkusnya ada tulisan PUPUK BERSUBSIDI tetapi agennya bilang itu bukan pupuk subsidi, pemerintah salah tulis atau memang ada permainan.
Seharusnya pemerintah lebih memperhatikan nasib petani atau rakyat kecil, disaat harga jual gabah menurun malah harga pupuk dan obat-obatan meningkat.
Seharusnya pemerintah lebih memperhatikan nasib petani atau rakyat kecil, disaat harga jual gabah menurun malah harga pupuk dan obat-obatan meningkat.
Saya harap ada sosialisasi berapa harga tertinggi eceran pupuk bersubsidi dan berapa haraga eceran pada haraga-harga normal sehingga masyarakat tidak dibodohi oleh pengusaha-pengusaha yang tidak bertanggung jawab.
Sudah terjadi pengurangan ada penimbunan pula, bagaimana pupuk sampai ke tangan petani sesuai dengan program pemerintah.
0 komentar:
Posting Komentar