Fenomena Banjir Di Jakarta
Jakarta memang terkenal dengan sebutan kota metropolitan dan kota tempat mengadu nasib, tetapi jakarta juga terkenal sebagai kota yang selalu mengalami banjir hampir setiap tahunnya.
Jokowi sebagai Gubernur DKI saat ini memang sedang merencanakan bagaimana caranya menanggulangi banjir yang terjadi. Banyak kasus yang banjir di jakarta yang memakan korban, korban materi jelas ada tetapi yang mengenaskan adalah korban jiwa.
Seperti kasus yeng terjadi di basement Gedung UOB yang menewaskan sedikitnya satu orang, pengelola gedung tersebut mengatakan bahwa pihaknya telah mengantisipasi banjir tersebut dengan membuat tanggul yang terbuat dari pasir dan ditaruh didalam kantong beras.
Pada mulanya cara tersebut efektif, akan tetapi karena ada tanggul disalah satu sungai yang jebol maka debit air meningkat dengan deras dan memenuhi basement Gedung UOB setinggi 3 meter.
Pemerintah memang sudah menggunakan berbagai cara untuk menangani banjir tahunan ini, salah satunya dengan membaut trowongan raksasa.
Memang apabila kita lihat sekarang ini antara besar trowongan dengan debit air sudah tidak imbang lagi karena kontruksi trowongan yang sekarang merupakan konstruksi trowongan 50 tahun yang lalu dan daerah resapan air yang ada sudah semakin berkurang karena pembangunan perumahan dan mall yang sangat pesat.
Disamping itu banyak juga pemukiman yang berada di bantaran sungai yang menyebabkan menyempitnya daerah aliran sungai (DAS), fenomena lainnya yaitu sungai sekarang banyak dijadikan sebagai tempat sampah bagi warga sekitar.
Saya rasa untuk menanggulangi banjir tahunan di Jakarta butuh kerjasama antara pemerintah dengan masyarakat, tanpa saling membantu maka tidak akan tercapai "Jakarta Bebas Banjir".
baca juga: Cream Perawatan Wajah
0 komentar:
Posting Komentar