Home » » Tokoh Filsafat ANSELMUS ( 1033-1109 )

Tokoh Filsafat ANSELMUS ( 1033-1109 )


Tokoh Filsafat ANSELMUS ( 1033-1109 )

a.      Abad Kegelapan
Sesudah boethius, eropa mulai mengalami depresi besar-besaran. Menurunnya kebudayaan latin, tumbuhnya materialisme agama, munculnya feodalisme, invasi besar-besaran, munculnya supranaturalisme baru, semuanya merupakan faktor yang dapat menghasilkan kekosongan intelektual.

Asal istilah abad kegelapan adalah penggunaan untuk menunjukan periode pemikiran pada tahun 1000-an, yaitu antara masa jatuhnya imperium Romawi danRenaissance abad ke-15. Seorang tokoh yang terkenal abad ini adalah St. Anselmus dialah yang mengeluarkan pernyataan credo ut intelligam yang dapat dianggap sebagai ciri utama abad pertengahan. Sekalipun pada umumnya  filosof abad pertengahan berpendapat seperti itu (mengenai hubungan akal dan iman), Anselmulah yang diketahui mengeluarkan pernyataan itu.

b.      Kehidupan Anselmus
Ia berasal dari keluarga bangsawan di Aosta, italia. Yang lahir pada tahun 1033. Seluruh kehidupannya di penuhi oleh kepatuhan kepada gereja. Pada tahun 1093 ia menjadi uskup agung Canterbury dan ikut ambil bagian dalam perselisihan antara golongan pendeta dan orang-orang sekular. Dalam seluruh hidupnya ia berusaha meningkatkan kondisi moral orang-orang suci. Dalam dirinya mengalir arus mistisisme, dan iman merupakan masalah utama baginya. Ada tiga karyanya, yaitu : Monologium (yang membicarakan kadaan Tuhan), Proslogium (yang membahas tentang adanya dalil-dalil adanya Tuhan), dan Cur Deus Homo (Why God Became Man) yang berisi ajaran tentang tobat dan petunjuk tentang cara penyelamatan melalui Kristus.

c.       Pendapat Anselmus
Di dalam filsafat Anselmus kelihatan iman merupakan tema sentral pemikirannya. Iman kepada Kristus adalah yang paling penting sebelum yang lain. Dari sini dapatlah kita memahami pernyataannya, credo ut intelligam (believe in order to understand/percayalah agar mengerti). Ungkapan itu menggambarkan bahwa ia mendahulukan iman daripada akal. Iapun mengatakan wahyu harus diterima dulu sebelum kita mulai berfikir. Kesimpulannya akal hanyalah pembantu wahyu.

Dalam membuktikan adanya Tuhan, Anselmus menjelaskan lebih dulu bahwa semua konsep adalah relatif. Iapun sering mengatakan bahwa ia tidak perlu tahu tentang Tuhan, ia telah beriman kepada Tuhan (I believe, that unless I believe, I should not understand).

ref: http://irwan-cahyadi.blogspot.com/2012/06/tokoh-tokoh-filsafat-abad-pertengahan.html
baca juga: Bajumurmer.com Toko Baju Online Jual Atasan Wanita Murah dan Berkualitas,
 Ekiosku.Com Jual Beli Online Aman Menyenangkan

Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. LOE MENENG - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger